Irmante Astalavista

Simsalabim!!!
Blog ini bercerita tentang dunia IT, ilmu kebumian, dan lain-lain.

Monday, November 26, 2007

Aplikasi Maksa

Seorang operator bertugas mengisi data kepegawaian kantornya dalam format ms excel.
Gara-gara si bos minta akhir bulan ini laporan itu musti selesai, sangikin dulu gara-gara si operator jadi sering masuk angin akut. Akhir bulan selesailah data tersebut terisi semua, rapi dalam format excel. Bosnya hanya manggut-manggut, setelah dapet laporan tersebut. Baghusss... baghuussss....

Seminggu kemudian seorang sales masuk keruangan bosnya menawarkan software data kepegawaian. Ini software cuanggih pak bisa buat report otomatis, bapak mo bulanan/triwulanan/semester/taunan lgs jadi pak.
Terus ada fitur foto-fotonya, bisa langsung nongol pegawe bapak dilayar monitor
print juga serba otomatis
bla-bla-bla-bla
dan si bos pun setujuh.


Setelah software terbeli, operator diajarin mengentri data oleh teknikal software tersebut.
Betapa kecewanya si operator, puluhan hari yang dia jalanin mengentri data lewat excel tiba-tiba
diminta entri ulang data yang sama persisssss....
dengan alasan:
- tugas lu kan emang ngisi data itu.
- kan ini software canggih nggak kayak laporan excel yg lu buat
- gw kan lebih pinter daripada elu
bla-bla-bla

Kebayang kan? kalo ita disuruh mengerjakan sesuatu yang sama sampe 2 kali dengan alasan yg absurd dan naif. Gimana kalo tyt ada kebutuhan dari bagian kepegawaian utk membangun aplikasi untuk tema cuti misalnya, sementara data usernya sama. Satu sama lain tidak bisa saling bermigrasi. Harapan supaya data tidak redundan ala spreadsheet, malah jadi redundan gara2 programmer yang memaksakan 'kecuanggihan'.

Bbrp kali saya ngeliat ekspresi manyun, diem marah, nyengir kuda, mencibir, ketawa operator yang saya pancing dengan pertanyaan
Bapak-bapak yang terkhormat... sapa yang mau entri ulaaaannnggg ?!!!

Programmer yang buat aplikasi 'maksa' gitu buaannyyyak....
Saya terus terang pernah juga buat yg seperti itu, pasalnya tim saya nggak diberi akses utk ketemu user langsung, bahkan pelatihan aplikasi yg saya buat pun saya gak dikabarin, alias ngerti2 rampung dan terima bayaran.

Jangan salah, programmer juga ngalemin hal yang sama. Sebagai contoh adalah migrasi bahasa program sebuah aplikasi dari ms visual studio 2003 ke ms visual studio 2005.
Tyt converter visual studio dari microsoft yang diklaim bisa konversi 90% yg diberikan bicara laen, yg berhasil dikonvert hanya 20%,
sisanya ya... koding ulang. Sementara microsoft sebentar lagi mengeluarkan release ms visual studio 2007 yang katanya kodingnya musti diubah lagi dengan alasan lebih canggih dan powerfull.

Ini mah bukan powerfull tp ngasih masalah spy orang tidak beranjak lebih maju.

Mengganti software itu berbicara mengubah kebiasaan lama ke kebiasaan baru.
Kemudian juga diberi kemudahan untuk migrasi ke sistem kita dong. Minimal dibantuin lah convert database to database.
Canggih-canggih tapi buat apa kalo usernya bete terus memilih ke format aplikasi lama, dan akhirnya aplikasi kita terpuruk masih dalam kotak boksnya.

Labels: